20 Istilah Bahasa Inggris yang Sering Dipakai Anak Jaksel, Kamu Tahu?

October 28, 2025 - by Nabilla F.

Kelas Online Mr.BOB Kampung Inggris - Kalau kamu tinggal di Jakarta, apalagi sering nongkrong di daerah kayak Kemang, Blok M, Senopati, atau SCBD, pasti pernah denger gaya ngomong yang rada “campur-campur” antara Bahasa Indonesia sama Bahasa Inggris. Kadang kalimatnya kayak, “I can’t, I have to finish my task dulu,” atau “It’s giving banget vibes-nya.” Nah, ini yang sering disebut gaya ngomong anak Jaksel alias Jakarta Selatan. Gaya ini udah jadi semacam trademark atau ciri khas tertentu, terutama di kalangan anak muda urban, yang sering nongkrong, update tren, dan aktif di media sosial.

Fenomena anak Jaksel ini bukan sekadar tren gaya ngomong. Di baliknya ada banyak hal menarik, mulai dari pengaruh globalisasi, media sosial, sampai ke soal identitas sosial dan kelas. Tapi sebelum masuk ke hal-hal yang dalem banget, mending kita bahas dulu hal yang paling seru: 20 istilah bahasa Inggris yang sering banget dipakai anak Jaksel dan udah nyampur ke percakapan sehari-hari. Oh ya, kalau kamu pengen ekspresi bahasa Inggris lain yang lebih manis buat ngobrol sama gebetan, bisa juga cek artikel 10 Cara Romantis Bilang Kangen Selain “I Miss You”.

20 Istilah Bahasa Inggris yang Sering Dipakai Anak Jaksel, Kamu Tahu? - Kelas Online Mr.BOB Kampung Inggris

1. Literally

Ini mungkin jadi kata paling sering keluar dari mulut anak Jaksel. “Literally” sebenarnya berarti “secara harfiah,” tapi dalam konteks anak Jaksel, maknanya sering berubah jadi penekanan atau ekspresi berlebihan. Misalnya:

“Gue literally gak bisa tidur semalam karena kepikiran skripsi.”

Padahal, dia gak benar-benar gak tidur semalam penuh, cuma mau bilang betapa stresnya dia. Jadi “literally” di sini lebih buat nambahin drama biar kalimatnya terasa lebih hidup.

2. Basically

“Basically” artinya “pada dasarnya,” tapi buat anak Jaksel, ini kayak kata pengantar sebelum jelasin sesuatu, biar kedengaran lebih smooth dan pintar.

“Basically, gue tuh cuma pengen dia ngerti aja sih tanpa harus dijelasin.”

Kadang kata ini juga bikin omongan kedengaran lebih diplomatis. Alih-alih langsung to the point, mereka kasih bumbu “basically” dulu biar lebih sopan.

3. Honestly

“Honestly” sering banget muncul di awal kalimat buat ngasih kesan jujur atau tulus. Biasanya muncul sebelum seseorang ngomong sesuatu yang mungkin agak pedas.

“Honestly, outfit lo today tuh cute banget, tapi maybe the shoes are kinda too much.”

Gaya ini bikin omongan kedengaran lebih santai tapi tetap punya kesan “jujur tapi gak nyakitin”.

4. Literally Me

Nah, ini bentuk lain dari “literally,” tapi biasanya dipakai buat ngerespon sesuatu yang relate banget. Misalnya, ada meme orang rebahan seharian nonton Netflix, trus kamu bilang:

“Hahaha, literally me.”

Bukan berarti itu beneran kamu, tapi lebih ke “gue banget tuh,” atau “itu gue banget.”

5. Vibe / Vibes

“Vibe” sekarang udah kayak kata wajib di dunia anak muda. Di Jaksel, kamu sering banget denger orang bilang:

“Tempat ini vibes-nya cozy banget.”
“Dia punya chill vibe banget sih.”

“Vibe” disini maksudnya suasana, nuansa, atau energi yang dirasain. Kata ini fleksibel banget, bisa dipakai buat tempat, orang, bahkan suasana hati.

6. Random

Kalau dulu orang bilang “aneh” atau “gak nyambung,” sekarang mereka bilang “random.” Misalnya:

“Tadi dia tiba-tiba nyanyi dangdut di tengah meeting, random banget gak sih?”

“Random” jadi cara baru buat bilang sesuatu yang out of nowhere atau gak nyambung, tapi dengan nada yang lebih santai dan lucu.

7. No offense

Ini sering dipakai sebelum atau sesudah ngomong sesuatu yang bisa terdengar menyinggung, biar gak dibilang nyolot.

“No offense ya, tapi lo tuh kayaknya terlalu effort buat impress dia.”

Padahal, kadang justru setelah bilang “no offense,” kalimat berikutnya malah lebih nyelekit. Tapi ya begitulah cara anak Jaksel menjaga tone biar tetap “polite tapi jujur.”

Baca Juga: Bosan Pakai “Hot”? Ini 10 Sinonim Panas yang Lebih Keren

8. I can’t

Anak Jaksel sering banget bilang “I can’t” buat nunjukin reaksi antara kagum, kesel, atau speechless. Contohnya:

“Liat outfit dia tadi, I can’t.”

Maknanya bukan beneran gak bisa, tapi lebih ke ekspresi kayak “gue gak kuat,” “gue speechless,” atau “gue gak ngerti lagi.”

9. Like

Kata ini sering banget disisipkan di tengah kalimat, kadang tanpa makna penting, cuma buat jeda atau gaya aja.

“Gue tuh like, gak ngerti kenapa dia tiba-tiba ghosting.”

Kata “like” ini bikin kalimat kedengaran lebih ringan dan natural, mirip banget gaya ngomong influencer atau YouTuber dari luar negeri.

10. Slay

“Slay” awalnya artinya “membunuh,” tapi di dunia slang, berarti tampil dengan keren banget atau sukses luar biasa. Contoh:

“Outfit lo slay banget sih hari ini.”
“Dia tuh tiap presentasi selalu slay.”

Jadi, “slay” itu bentuk pujian yang levelnya di atas “keren” atau “bagus.”

11. Chill

“Chill” udah lama banget jadi bagian dari bahasa gaul, tapi di Jaksel, penggunaannya makin sering buat menggambarkan gaya hidup santai.

“Gue pengen weekend yang chill aja deh, nongkrong di kafe gitu.”
“Dia orangnya chill banget, gak gampang panik.”

“Chill” bisa berarti santai, tenang, atau suasana yang adem tanpa drama.

12. FYI (For Your Information)

Meskipun ini istilah lama, anak Jaksel masih sering banget pakai, terutama di percakapan digital atau teks.

“FYI aja, dia tuh udah resign dari kantor lama.”

Biasanya dipakai buat ngasih info penting, tapi dengan tone yang casual dan sopan. Kadang juga buat sindiran halus.

13. TMI (Too Much Information)

Kalimat ini keluar kalau seseorang ngomong hal yang terlalu pribadi atau gak perlu dijelasin.

“Bro, gue gak perlu tau detail lo semalem ngapain, that’s TMI.”

TMI jadi cara sopan buat bilang, “udah cukup, jangan lebay.”

14. Lowkey / Highkey

Dua kata ini sering banget muncul di medsos dan percakapan anak Jaksel.
“Lowkey” artinya secara diam-diam, gak mau keliatan jelas, sementara “highkey” artinya sebaliknya, terang-terangan.

“Gue lowkey suka dia, tapi gak mau keliatan.”
“Highkey, konser kemarin tuh gila banget sih.”

Kata ini sering dipakai buat ngasih penekanan soal perasaan atau opini.

15. Literally Dead / I’m Dead

Ungkapan ini bukan berarti beneran mati, tapi bentuk ekspresi karena sesuatu yang lucu banget, gemas, atau absurd.

“Liat TikTok itu, gue literally dead.”
“Dia ngomong kayak gitu, I’m dead.”

Maknanya kira-kira “gue ngakak banget” atau “gue gak tahan.”

16. Periodt

“Periodt” (pakai “t” di akhir) biasanya dipakai buat ngasih penegasan, kayak “udah, titik.” Gaya ngomong ini sering dipakai di dunia drag culture dan sekarang merambah ke percakapan anak muda.

“Pokoknya dia the best, periodt.”

Maknanya, “itu fakta dan gak usah dibantah.”

17. Spoil / Spoiled

“Spoil” atau “spoiled” punya dua makna dalam dunia anak Jaksel. Pertama, artinya beneran manja atau kebanyakan dimanja. Kedua, bisa juga dipakai buat nunjukin sesuatu yang terlalu dimanjain atau berlebihan.

“Dia tuh spoiled banget sama orang tuanya.”
“Jangan spoil filmnya, gue belum nonton.”

Jadi tergantung konteks, bisa negatif atau cuma informatif aja.

18. Gaslight

“Gaslight” belakangan jadi kata populer banget di media sosial, terutama soal hubungan. Artinya, bikin orang lain merasa bersalah atau ragu sama kenyataannya sendiri lewat manipulasi emosional.

“Dia tuh sering banget gaslight gue, bilang gue yang salah padahal enggak.”

Kata ini dipakai bukan cuma buat hubungan romantis, tapi juga pertemanan atau pekerjaan.

19. It’s Giving

Kata ini mulai tren dari budaya pop barat dan sekarang udah masuk ke percakapan anak Jaksel. Biasanya dipakai buat menggambarkan kesan atau energi dari sesuatu.

“Outfit lo it’s giving classy vibes.”
“Tempat ini it’s giving Bali aesthetic.”

“Giving” di sini bukan makna literal ngasih sesuatu, tapi lebih ke menggambarkan aura atau feeling.

20. Legit

“Legit” itu singkatan dari “legitimate,” artinya sah, beneran, atau keren banget. Anak Jaksel sering pakai buat validasi sesuatu.

“Burger di tempat itu legit banget sih.”
“Dia emang legit pinter, bukan karena hoki.”

Kata ini punya kesan yakin dan meyakinkan tanpa harus terlalu serius.

Kelas Online Mr.BOB Kampung Inggris - Trial

Daftar Trial Class Online Mr.BOB Kampung Inggris, disini. 

Kenapa Anak Jaksel Suka Campur Bahasa?

Nah, setelah bahas istilahnya, pertanyaan yang sering muncul: kenapa sih anak Jaksel suka banget campur bahasa Inggris ke obrolan sehari-hari?

Sebenarnya, ini fenomena yang cukup umum di kota besar mana pun. Campur kode (code-switching) kayak gini muncul karena beberapa alasan:

  1. Lingkungan bilingual. Banyak anak muda di Jakarta Selatan yang dari kecil udah terbiasa denger atau pakai bahasa Inggris di sekolah, tontonan, dan internet.
  2. Gaya hidup dan media. Karena sering nonton konten luar, mereka menyerap gaya ngomong yang sama, lalu kebawa ke keseharian.
  3. Identitas sosial. Kadang, gaya ngomong kayak gini dipakai buat ngasih kesan “gaul,” “terdidik,” atau “kekinian.” Ini semacam simbol status sosial, walaupun gak semua anak Jaksel bermaksud kayak gitu.
  4. Ekspresif dan fleksibel. Ada beberapa kata dalam bahasa Inggris yang terasa lebih pas buat ngungkapin perasaan tertentu. Misalnya, “vibes” atau “slay” punya makna yang susah dicari padanan tepatnya dalam bahasa Indonesia.

Pandangan Orang Terhadap Gaya Ngomong Anak Jaksel

Menariknya, gaya ngomong anak Jaksel ini menuai reaksi yang beragam. Ada yang nganggep keren, ada juga yang menganggap “sok kebulean.” Di internet, gak jarang muncul meme yang ngeledek gaya bicara mereka, misalnya orang ngomong “Aku tuh kayak literally capek banget gitu loh,” lalu dijadikan bahan bercandaan.

Tapi kalau dilihat dari sisi linguistik, ini sebenarnya proses alami dalam bahasa. Bahasa selalu berkembang dan adaptif terhadap budaya. Campuran bahasa kayak gini disebut code-mixing dan itu bukan hal aneh. Justru menunjukkan betapa dinamisnya bahasa dalam menyesuaikan diri dengan zaman.

Bahasa Sebagai Cerminan Gaya Hidup

Bahasa gak cuma alat komunikasi, tapi juga cerminan identitas dan gaya hidup. Gaya ngomong anak Jaksel menggambarkan sekelompok anak muda urban yang hidup di era globalisasi. Mereka terbiasa berpindah dunia: dari lokal ke internasional, dari Bahasa Indonesia ke Inggris, dari nongkrong di kafe ke meeting online bareng klien luar negeri.

Bisa dibilang, gaya ini bukan cuma gaya bicara, tapi juga representasi cara berpikir yang terbuka, adaptif, dan modern. Walaupun kadang kedengarannya “sok,” tapi di sisi lain, ini bentuk nyata dari generasi yang fluent di dua dunia sekaligus.

Bahasa Jaksel di Media Sosial

Platform kayak TikTok, Instagram, dan X (Twitter) punya peran gede banget dalam nyebarin gaya ngomong ini. Banyak konten lucu yang nge-parodiin gaya anak Jaksel, tapi dari situ justru makin banyak orang yang terpapar dan mulai ikut-ikutan. Akhirnya, bahasa Jaksel gak cuma milik anak-anak yang tinggal di Jakarta Selatan aja, tapi juga udah jadi fenomena nasional.

Lucunya, banyak juga yang pakai gaya ini secara ironi, alias pura-pura jadi anak Jaksel buat lucu-lucuan. Tapi lama-lama, mereka sendiri jadi kebiasaan ngomong kayak gitu beneran.

Campur Bahasa Itu Salah?

Sebenernya enggak. Campur bahasa bukan hal yang salah selama konteksnya tepat. Di banyak negara bilingual, hal ini udah jadi hal wajar. Yang penting, seseorang tetap bisa pakai bahasa Indonesia dengan baik saat dibutuhkan, dan tahu kapan waktu yang pas buat ngomong dengan gaya santai ala Jaksel.

Masalahnya baru muncul kalau gaya ngomong itu dipakai di tempat yang gak sesuai, misalnya di forum formal, wawancara kerja, atau situasi resmi. Tapi kalau buat nongkrong atau ngobrol casual, ya sah-sah aja.

Bahasa Jaksel Sebagai Tren Budaya

Kalau kamu perhatiin, tren bahasa kayak gini juga sering berputar. Dulu orang banyak nyampur bahasa Indonesia sama bahasa gaul Betawi, sekarang bergeser ke Inggris. Mungkin nanti bakal muncul lagi gaya baru, bisa aja campur bahasa Korea, Jepang, atau slang internet.

Intinya, bahasa Jaksel ini bagian dari budaya pop modern. Sama kayak trend fashion atau musik, dia bisa naik, turun, dan berubah bentuk seiring waktu.

Fenomena anak Jaksel bukan cuma soal gaya ngomong yang lucu-lucuan. Di balik itu ada cerita tentang identitas, budaya, dan adaptasi generasi muda terhadap dunia yang makin global. Campur bahasa itu bentuk fleksibilitas, bukan tanda kehilangan jati diri.

Baca Juga: Bahasa Inggrisnya Skripsi, Thesis atau Dissertation? Yuk Cari Tahu!

KELAS ONLINE MR.BOB KAMPUNG INGGRIS

Dari 20 istilah yang udah kita bahas mulai dari “literally” sampai “legit” kita bisa lihat gimana bahasa Inggris dipakai bukan cuma buat komunikasi, tapi juga buat ekspresi diri. Anak Jaksel menciptakan gaya baru yang nyatuin dua bahasa dalam satu nafas.

Jadi, lain kali kalau kamu denger orang ngomong “It’s giving chill vibes banget sih,” jangan buru-buru nge-judge. Bisa jadi itu cuma cara mereka buat nunjukin ekspresi yang susah dijelasin pakai satu bahasa aja. Karena pada akhirnya, bahasa itu hidup dan kayak anak Jaksel bilang, “Just go with the vibe.”

Kalau kamu mau belajar materi bahasa Inggris lainnya, langsung aja cek artikel lain di website Kelas Online Mr.BOB Kampung Inggris. Biar nggak ketinggalan tips belajar seru tiap hari, jangan lupa follow Instagram dan TikTok kami, ya! Kalau masih bingung soal materi bahasa Inggris, kamu juga bisa konsultasi langsung lewat WhatsApp kami.

Article written by Nabilla F.
Nabilla loves immersing herself in the world of languages and culture. Her favorite pastimes include watching Korean dramas, diving into books, enjoying good music, and savoring sushi. With a curious mind and a love for learning, Nabilla finds joy in every small moment of life.